The Obstacle in Communications
Dalam Ilmu Komunikasi, proses komunikasi terdapat Encoding dan Decoding. Menurut Claude D. Shannon and Warren Weaver Formula, Sumber pesan yang disampaikan melalui medium dapat terhambat oleh noise. Menurut Bittner, Komunikasi Massa yang dilakukan melalui media massa serta ditujukan kepada banyak khalayak tentu bagian dari pesan yang dapat terganggu oleh noise apalagi Komunikasi Massa dilakukan satu arah (one-way communication) dengan memperhatikan konten sehingga feedback akan terdapat delay.
Psychological Obstacle misalnya khalayak tertentu sangat selektif terhadap informasi, hal ini juga berkaitan pada Cognitive Dissonance Theory. Prejudice merupakan persepsi terhadap kelompok tertentu. Stereorype yang dapat merespon negatif. Motivation yang dimiliki juga berpengaruh terhadap gangguan di Komunikasi Massa.
Contohnya terdapat berita ‘Pelecehan Perempuan’ lalu memiliki stereotype bahwa perempuan tersebut nakal, padahal perempuan tersebut adalah korban terlepas dari pakaian yang merupakan akulturasi budaya ketimuran dari Indonesia.
Sociocultural Obstacle misalnya etnis, seperti di Indonesia yang memiliki banyak etnis dapat menjadi tantangan dalam komunikasi Massa. Perbedaan di norma-norma sosial, pada sebagian daerah terdapat norma yang berbeda.
Contohnya norma hukum terlebih jika dikaitkan pada adat-istiadat. Bahasa, walaupun menggunakan Bahasa Indonesia, beberapa dari kita merupakan Teman Tuli. Sehingga, beberapa media pemberitaan misalnya TvOne yang diwajibkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak tahun 2017. Semantic, dapat mempengaruhi bagaimana pesan dapat diterima oleh penerima pesan.
Verbal Interaction Obstacle dapat dimulai dari Intentional Orientation, misalnya orientasi dan persepsi terhadap orang tertentu dengan intensi. Evaluasi Statis, evaluasi atas asesmen opini yang membuat pandangan terhadap subjek atau orang tertentu adalah buruk tetap buruk, ataupun jika seseorang terlihat baik maka tetap dianggap buruk. Indiscrimination, dengan esensi stereotyping yang memicu pandangan buruk terhadap seseorang. Polarization
Contohnya pandangan ekstrim contohnya peristiwa demo dan gerakan 212 yang diliput media lalu yang berpendapat baik akan menjadi pengikutnya berbeda dengan yang berpendapat bahwa aksi tersebut ekstrimis.
Referensi:
McQuail, D. & Deuze, M. (2020). McQuail’s Media and Mass Communication Theory (7th Ed.). SAGE Publications Ltd.
Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2019). Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Revision Ed.). Simbiosa Rekatama Media.